Amanda gadis yang cantik berumur 17 tahun. Wajahnya manis dan mengenakan kacamata dengan bingkai hitam. Kacamatanya menambah kesan manis di wajahnya. Orang Jepang menyebut "Megane". Rambut panjang sebahu serta bodi yang aduhai cukup memanjakan mata. Seragam sekolah di era 2005 yang ia kenakan terlihat seksi. Kemeja putih ketat, rok abu2 pendek di atas lutut serta kaos kaki panjang menutup betis serta sepatu kets.
Gadis itu duduk di bangku paling depan. Ia mencatat apa yg diterangkan oleh gurunya di papan tulis. Wajah innocent-nya tampak sayu. Ada suatu hal yang sedang dia pikirkan sepertinya.
"Amanda" panggil Pak Guru
Gadis itu masih tak terbangun dari lamunannya.
"Amanda!" Seru Pak Guru
"I... iya Pak" jawab gadis itu terbata
Pak Guru hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan siswinya. Amanda tidak menyimak pelajaran entah apa yang ada di benaknya.Gadis itu hanya bisa termenung di jam istirahat.
"Manda. ada apa sih?" tanya teman sebangkunya
"Enggak. Nggak ada apa-apa kok" jawabnya dengan senyuman layu
Satu hal yang ada di pikirannya hanyalah buku harian itu.Sebuah pesan menghubungi lewat handphonenya. Pesan yang membuat hatinya berubah.
"Buku gue..." kata dia
Gadis imut itu cukup berprestasi di sekolah. Waktu kelas satu kemarin dia rangking satu. Sayangnya dia gadis yang dingin dengan sekitarnya. Dia tampak seperti kutu buku namun paras ayunya masih muncul dalam auranya. Sifat pendiam dan menjauhi pergaulan sosial menjadikan dia pribadi yang berbeda... Sungguh berbeda.
Semua tentang dia ada dalam buku dairy itu. Sayangnya Buku itu hilang entah kemana. Apakah buku itu terjatuh atau dicuri. Separuh dari apa yang terlihat pada dirinya ada di sana.Dering pesan itu menandakan berhentinya kecemasan dirinya.
"14.00 di gudang belakang sekolah" isi pesan itu
Setidaknya lamunan gadis itu mulai pudar.Sesuai apa yang ada dalam pesan tersebut. Gadis itu datang ke gudang belakang sekolah.Langkahnya lemah gemulai dengan keindahan paha di atas lutut di balik minimnya rok abu-abu yang ia kenakan. Dadanya membusung, dengan dua buah dada yang masih terbalut dengan kemeja berlambangkan "osis".
Gadis itu pun tiba.
"Krieek" pintu terbuka
Gadis itu menoleh ke kanan kiri ke sudut ruangan.Tak ada seorang pun.
"Halo" sapa gadis itu
Sunyi sepi dan gelap.
"Krieeek... Jeglak" Pintu pun terkunci
Tiba-tiba sekelompok siswa laki-laki memasuki ruangan tersebut. Wajah mereka tidak terlihat asing.
"Halo manis" sapa mereka
Gadis itu merasakan tanda hal yang kurang bagus. Raut wajahnya mulai suram.
Para pemuda itu pun mulai mengelilingi gadis itu seraya menatap tubuh gadis itu dengan tatapan nafsu. Paha, pinggul, dada, bibir yang indah gadis itu sungguh membangkitkan rasa.
"Balikin buku gue!" pinta gadis itu
Sayangnya mereka tidak menggubris.
"Pliss. Gue mohon" pintanya dengan nada memelas
Salah satu dari anak-anak itu mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Seringai dari wajahnya sembari membuka buku berwarna pink itu. Ukurannya hanya 8 Inchi.
"Oh Tyo... senyumanmu" ucap anak itu membaca buku Dairy Amanda
"Balikin!" pekik Amanda seraya menyahut buku itu
Anak itu cukup lihai. Dia adalah Aldo. Salah satu siswa paling jahil. Rambutnya bergelombang tidak rapi, badannya ceking dengan kulitnya sawo kematangan. Rekan-rekannya adalah geng seberandalannya.
Mereka rata-rata bukan anak yang ganteng kayak boyband. Mereka tampak seperti anak dari desa. Sekolah pinggiran itu. Itu adalah sekolah buangan anak-anak yang tidak mampu secara akademis. Lalu bagaimana dengan gadis itu. Amanda adalah siswi terbaik di sana. Gadis pemalu namun punya sebuah cerita di bukunya.
"Balikin!" Pinta Amanda lagi
Berkali-kali gadis itu meminta namun tak berdaya
"Oke. Gue balikin tapi dengan satu syarat" Ujar Aldo
Gadis itu tak mampu menahan linangan air matanya. Begitu cerobohnya ia menjatuhkan buku itu.
Ia lupa-lupa ingat. Saat itu ia tengah membaca buku di perpustakaan sekolah. Ia duduk di salah satu bangkunya dengan menyilangkan kakinya. Sedikit terbuka pangkal pahanya. Ketika Bel berbunyi ia meninggalkan buku dairy nya hingga jatuh ke tangan yang salah yakni para anak jahil itu.
Mereka berjanji akan mengembalikan buku itu. Buku itu berisi isi hati Amanda. Ia merasa jatuh hati dengan kakak kelasnya. Bramantyo sang anak basket. Ia memendam perasaannya begitu lama. Hanya buku itu yang sanggup mencurahkan isi hatinya. Sayangnya buku itu... Dia akan sangat malu jika buku itu diketahui oleh orang yang disukainya.
Hal ini lantas menjadi sebuah kesempatan Aldo dan geng nya untuk menjahili gadis itu. ia meminta gadis itu untuk melepaskan pakaiannya.
Satu persatu kancing dibuka oleh Amanda. Alunan jari yang membuka seirama dengan isak tangis dan tetes air matanya.
"Hiks hiks" isaknya tak punya pilihan lain selain melakukan apa yang diperintahkan Aldo.
Dada gadis itu terbuka. Bra warna putih mulai menyambut seisi ruangan. Jarinya mulai menyusuri belakang rok abu-abunya untuk membuka kancing.
"klek... sruuuut" bunyi kancing dan resleting rok abu-abu pendeknya.
Perlahan ia tanggalkan kemeja putih serta rok abu-abu yang jatuh melambai ke lantai.
"Cukup! balikin buku gue hiks hiks" pintanya dengan isakan tangis
Teman-teman Aldo hanya bisa menelan ludah solah meneguk minuman bersoda. Buah dada yang masih terselip di dalam bra serta lipatan celana dalam yang meliuk searah dengan pinggulnya cukup menggoda. Bentuk segitiga CD-nya terelip indah diantara kedua pangkal pahanya.
"Kan gue bilang bugil manis" Kata Aldo sambil terkekeh
"Tapi... hiks hiks" ujar Amanda berlinang air mata
Rasanya gue pengen banget bisa jadi pacarnya" Aldo membaca buku dairy Amanda
"Ayo dong buka" sahut teman-teman Aldo
Gadis itu tak berdaya. Ia tak menyangka akan terdesak dalam situasi yang gila ini. Tangisannya semakin menjadi-jadi. Wajahnya menjadi pudar dengan taburan isak tangisnya.
Gadis itu berdiri menghadap tembok. Ketika ia menanggalkan pakaian dalamnya dia tidak ingin terlihat oleh remaja-remaja bengal seperti mereka. Ia hanya biasa pasrah. Kini hanya seutas kaos kaki serta sepatu kets yg ia kenakan.
Amanda membalik badan seraya menutup dua butir puting susunya serta melebarkan telapak tangan untuk menutup liang kewanitaannya.
Wajahnya tampak memerah. Pakaiannya berserakan di lantai itu. Ia tak bisa berbuat apa-apa. Air matanya pun mulai reda karena ia berharap akan mendapatkan kembali buku Dairynya.
Aldo tampak tersenyum menggelora. Tubuh yang seksi Amanda dengan uraian rambut panjang di bahunya serta kaos kaki dan sepatu panjang yang masih tersisa membuat gadis itu sangat menggairahkan namun... ia harus menepati janjinya.
"Nih" Aldo menyodorkan buku itu kepada Amanda dari jauh
Gadis itu ragu untuk meraihnya karena ia harus berjalan beberapa meter. Ia juga harus merelakan tubuhnya di ekspos teman-teman Aldo.
"Ayo sini" Ujar Aldo menyuruhnya untuk mengambil buku itu
Walau dengan langkah keragu-raguan mau tidak mau Amanda harus menapakkan kakinya.
Ia tak kuasa menahan geliat pandangan mata teman-teman Aldo yang seolah ingin menjilati setiap inchi badannya. Ia berjalan dengan merapatkan silangan tangan kirinya pada kedua buah dada serta tangan kanan pada pangkal paha.
Ketika ia sampai, gadis itu harus rela melepaskan tangan kanannya pada pangkal pahanya. Kaki kirinya ia buat menyilang untuk menutupi pangkal pahanya. Walaupun begitu pinggulnya yang cerah terbuka lebar sebagai hiburan bagi anak-anak di sekelilingnya.
Perlahan langkahnya terbata. Dengan cepat ia menyilangkan kaki serta mengayunkan tangan untuk meraih buku itu.
"Syuuut" hanya tangkapan kosong yang diraihnya
"Loh ayo ambil hehe" ujar Aldo sembari mempermainkan Amanda dengan menghindari tangkapannya.
"Plisss balikin!" rengek gadis itu
"Ayo ambil" goda Aldo sambil mengalihkan buku dari tangkapan Amanda
"Pliss gue mohon" rengek gadis itu sembari terus meraih buku itu.
Aldo terus menghindari ayunan tangan Amanda untuk mengambil buku itu. Hingga saking kesalnya Amanda tidak peduli pada kedua buah dadanya dan mengayunkan kedua telepak tangannya seolah menepuk nyamuk.
Sayangnya Aldo cukup lihai. Buku itu tak terambil namun puting susu Amanda malah disentil olah Aldo.
"Aaaaammhhhh" pekik gadis itu sembari menyilangkan kedua tangannya kembali dengan sigap. Ia tak menyangka Aldo bakal melecehkan dirinya.
"Hahahahaha" teman-teman Aldo mulai mengelilingi Amanda.
Mereka seakan ingin menerkam Mangsa. Gadis itu hanya bisa merapatkan kedua tangan pada bagian sensitif kewanitaannya. melihat gelagat dari anak-anak itu dia merasa terancam.
Amanda hanya bisa mencoba mencari celah untuk melarikan diri. Ia berputar kesetiap sudut karena teman-teman Aldo akan menerkamnya. Namun seseorang mengalungkan kedua tangannya di atas pundak gadis itu.
"Oke. kita buat suatu permainan" Ujar Aldo
"Enggak!" teriak gadis itu
Di luar hujan mengguyur deras. Gudang itu telah amat sunyi. Tak ada orang yang melintas. Pekikan Amanda tidak akan terdengar dari luar.
Gadis itu dengan langkah sempoyongan dengan keadaan telanjang bulat hanya sepatu dan kaos kaki panjangnya yang masih melekat. Ia berusaha meraih buku yang dibawa salah satu teman Aldo. Berkali-kali ia menyahut tapi tak mampu juga. Ia seakan dipermainkan oleh mereka. Ketika buku itu dilempar ke anak yang lain Amanda harus menerima akibatnya.
"Hap" Amanda berusaha menangkap tapi gagal
Buku telah berpindah ke anak yang lain. Ia pun segera menuju ke arah anak yang membawa buku. Saat ia hendak berlari pergelangan tangannya ditarik oleh anak yang tadi.
"Mau ke mana? Gue belum selesai" ujarnya sambil menarik dagu Amanda
Anak itu lantas mencumbu gadis itu.
"Ummmhhhh mmmhhh" Suaranya saat dicumbu
Gadis itu tak berdaya hanya bisa menghentakkan kakinya. Tangannya berusaha mendorong namun apa daya dia tak bisa berbuat apa-apa.
Permainan kucing-kucingan itu harus ia menangkan. Jika ia gagal mengambil buku yang dibawa teman-teman Aldo maka ia harus mendapatkan hukuman baik itu dicumbu, dijamah maupun digerayangi.
Berkali-kali ia mencoba namun tetap gagal. Ketika buku dibawa oleh salah satu anak yang badannya tinggi. Ia terpaksa melompat untuk mengambilnya. Ia mencoba meraih dengan satu tangan tapi susah. Saat ia melompat ia lupa kalau pangkal pahanya terbuka.
"Aaawwwhhhh" desah gadis itu ketika vaginanya disentuh
Ia berusaha terus meraih buku itu. Ia tidak peduli lagi pada kedua buah dadanya. Saat ia melompat buah dadanya mengayun bergelayutan.
"Suiiitt suiiiitt" goda mereka
Melihat pemandangan itu tak tahan teman Aldo melemparkan buku itu lagi.
Secepat kilat ia menyambar payudara Amanda lalu meremasnya. Ia langsung menyeruput puting susu payudara Amanda.
"Sluurrrrp" Suara seruputan itu
"Ammmmmhhhhh" Desah Amanda lagi
Gadis itu berusaha menepis cengkraman anak itu namun ia tetap tak berdaya.
Amanda banyak mendapatkan hukuman. Mulai dari dipelintir putingnya hingga cumbuan serta sogokan tepat di lubang vaginanya.
"Ammmmhhhhhh" desahnya ketika puting susunya dipilin-pilin oleh anak yang merangkulnya dari belakang.
"Hahaha ayo Amanda nikmatin" Goda mereka
"Ammhhhhh enggak! Aaaaah!" Pekiknya karena vaginanya juga dijamah.
Gadis itu tak tahan dengan rangsangan-rangsangan pada bagian sensitif kewanitaannya.
Gadis itu pun lunglai terseok di atas lantai gudang yang berdebu itu.
Aldo yang sejak tadi sudah siap mengeluarkan senjata pamungkas dibalik celananya langsung mendorong Amanda hingga rebah di lantai.
"Tolooong! Jangaaan!" pekik gadis itu
Kedua tangan Aldo mencoba menyisir sela-sela pangkal paha gadis itu. Amanda sudah berupaya merapatkan kaki namun Aldo sudah berada di tengah-tengah selangkangannya. Gadis itu berusaha mendorong anak bengal berwajah tak rupawan itu.
"Hentikan! Uhuhuhuhu" tangisnya
Tangisan itu justru membuat birahi Aldo menggelora. Teman-temannya pun memegang kedua tanggan Amanda sehingga membuatnya pasrah merebahkan diri beralaskan lantai yang berdebu.
Teriakan Amanda serta isak tangisnya beradu dengan gemuruh guntur saat hujan mengguyur lingkungan sekolah itu.
Aldo mencoba menghujamkan batang kemaluannya.
"Heeekk" pejannya
"Tidaaaaaaak Jangaaaaaan!" pekik gadis itu
Perlahan tapi pasti batang kemaluan Aldo mulai memompa. Darah perawan mulai mengalir di sekitar bibir vagina Amanda serta tepian penis Aldo.
"Sakit uhuhuhuhu" tangis Amanda
Aldo memang merasakan kenikmatan namun Amanda merasakan pilunya sayatan keperjakaan Aldo. Rasanya vaginyanya seperti disayat-sayat. Tetesan darah mengalir disela-sela vaginanya menandakan ini adalah hubungan yang pertama. Pertama dan menyakitkan bagi dirinya.
"Aaaaamhhhh aaaaaaaaaaahhhhh" teriakan dan desahaan bercampur jadi satu
Gadis itu tak berdaya. Air mata mengalir di sudut matanya. Kacamata yang ia kenakan tampak berkilau pelangi biasan embun air matanya.
Teman-teman Aldo tak punya banyak waktu untuk menunggu. Mereka juga tak sabar mencicipi ranumnya dua buah dada Amanda.
"Aaaaaaaaahhhh, Ummmmmhhh" desahnya karena Vagina dan puting susunya dimainkan.
"Sluuurrrpp sluurrrp" teman2 Aldo menikmati dua pucuk puting susu dan payu dara kenyal itu.
Anak berambut gimbal itu rupanya cukup berpengalaman dalam melakukan hubungan badan. Ia memulai dair tempo yang lambat hingga lebih cepat. Hal itu membuatnya cukup kuat untuk merobohkan dinding keperawanan gadis yang polos dan lugu itu.
"Haaaah haaaah" desah Aldo sembari terus memompa batang kemaluannya
"Aaaaaaaaaahhh hentikaaaaann! uhuhuhuhuhu" Amanda menggeleng-gelengkan kepala disertai deru tangis tak kuasa menahan gesekan dibagian sensitif kewanitaannya.
Aldo belum puas dengan posisi yang terbilang cukup sederhana. Ia pun lantas membalik badan gadis itu memintanya untuk tengkurap sehingga bisa menghujamnya dari belakang.
Amanda mencoba berontak namun apa daya kedua tangannya masih dicengkram keras oleh kawan-kawan seberandalan Aldo.
"Uhuhuhuuhu hentikaaaaaan!"
"Hahaha gimana manis? Enak bukan?" goda Aldo
"Uhuhuhu hentikan hiks hiks" jawabnya disertai tangisan tersedu-sedu
Kawan-kawan Aldo juga mulai menjulurkan batang kemaluannya. Melihat paras cantik gadis itu mereka tak kuasa menahan konaknya. Beberapa dari mereka memukul-mukulkan batang kemaluannya pada paras cantik gadis itu. Aldo tetap tak henti-hentinya memompakan penisnya. Percikan bunyi persenggamaan keduanya meramaikan suasanya ruangan.
"Pok pok pok pok" bunyi letupan persenggamaan mereka
Vagina Amanda tanpa sadar telah mengalirkan cairan orgasme disekitar liang kemaluannya.
"Hahaha nih cewek horni kayaknya" gurau salah satu teman Aldo
Amanda sudah tidak punya tenaga untuk mengeluarkan suara entah karena kelelahan atau meresapi setiap gesekan di clitorisnya.
"Aaaaammmhhh aaaaaaaahhh" desahnya
Beberapa menit berlalu Aldo pun sudah mencapai puncaknya. Ia segera mencabut batang kemaluannya lalu mengarahkan pada paras cantik gadis itu.
"Jangaaaaann! Uhuhuhu" rengek gadis itu seraya mengibaskan kepalanya
Aldo sudah tidak tahan langsung menjambak rambut Amanda seraya melepaskan cairan spermanya.
"Crooottt" cairan putih kental menyembur
Cairan itu tepat mengenai pipi serta sedikit pada lensa kacamata gadis itu.
Pandangannya suram karena cairan putih kental itu menutupi kacamatanya. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa. Badannya lemas tak berdaya. Ia hanya bisa pasrah menunggu giliran teman-teman Aldo untuk menghabiskan hidangan penutupnya.
Teman-teman Aldo mencoba bergiliran menyetubuhi dirinya. Mereka ada empat anak termasuk Aldo. Salah satu anak mencoba memangku Amanda di sebuah kursi. Sementara anak yang lain meraih telapang tangan gadis itu untuk menggosokannya pada kemaluannya.
Amanda yang sedari tadi lemas langsung terperangah ketika sebuah benda tumpul mencoba menembus vaginanya dari bawah.
"Tidaaaaaaaaaaaakkkk hentikaaaaaaan!" teriaknya kembali
Teman Aldo itu berusaaha mengguncang-guncangkan badannya untuk memompa batang kemaluannya. Sementara Amanda hanya bisa menggelinjang kesakitan. Ini adalah kali pertamanya namun dalam posisi seperti itu cukup menyakitkan.
"Hentikaaaaaaaaaan sakiiiiiiitttt" pekiknya
Belum selesai ia berteriak bibir indahnya langsung disumpal dengan batang kemaluan anak yang lain.
"Ummmmhhhhh uummmmm" pekiknya sembari mengulum benda menjijikkan itu.
Mereka terus melakukan persenggamaan bersama-sama. Salome satu lubang rame-rame istilahnya. Anak yang menyetubuhi Amanda langsung merebahkan tubuh gadis itu di atas meja. Ia membuatnya membungkuk di atas meja supaya mudah menyetubuhinya. Satu anak menyetubuhi dari depan melalui mulutnya. Satu lagi di bawah dengan mengapitkan kedua buah dada Amanda. Adegan tersebut sungguh pemadangan yang mengasyikkan. Aldo pun mulai mengambil ponselnya seraya mengarahkan kamera ke arah mereka.
"Ckreeeeekk" bunyi kamera ponsel Aldo
Tak lama kemudian, anak yang penisnya dikulum Amanda sudah mencapai klimaks. Ia mulai mencabut batang kemaluaanya. Amanda tersedak karena cairan putih kental menyusuri tenggorokannya.
"Uhuk uhuk uhuk" Amanda terbatuk-batuk sambil memuntahkan cairan menjijikkan itu
Beberapa saat kemduian yang dibawah juga telah menyemburkan cairannya. Saat Amanda tengah membungkuk semburan sperma menghujani seluruh wajahnya.
"Aaaaaaaaaaaaahhhhh" pekiknya karena terkena cipratan sperma itu
Begitu juga yang di belakang juga sudah mencapai batasnya. Ia lantas mencabut batang kemaluannya dan langsung menyemburkan spermanya menyusuri pinggul hingga punggung Amanda. Kini tubuh gadis itu bermandikan sperma.
Mereka pun sudah cukup puas menikmati persetubuhan dengan gadis berwajah manis dan polos itu. Mereka melemparkan helai seragam Amanda ke arahnya. Gadis itu tak bisa terkulai lemas dan sudah tak mampu berdiri. Kemeja dan Rok yang dilemparkan padanya bercampur sperma di sekujur tubuhnya.
Gudang itu tetap sunyi sembari hujan masih terus mengguyur area sekolah itu. Tangis sesenggukan Amanda berbaur dengan rintikan butiran air hujan yang turun membasahi rerumputan di sekitar gudang belakang sekolah itu.